Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 10 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN RESPON MENGHINDAR PADA BURUNG TERHADAP PREDATOR

RESPON MENGHINDAR PADA BURUNG TERHADAP PREDATOR

Tujuan
·         Mahasiswa mengetahui hubungan antara besarnya kelompok burung terhadap reaksinya untuk terbang menghindari predator.
·         Mahasiswa mendapatkan informasi jenis burung yang ada di lingkungan kampus Al-Jawami

Dasar Teori
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves (Anonimus, 2012).
Interaksi adalah suatu hubungan antara satu species dengan species yang lain. Salah satu jenis interaksi adalah predasi, yaitu suatu hubungan makan dan dimakan antara satu organisme dengan organisme lain. Subjek dari predasi adalah predator (pemangsa) dan prey (mangsa). Predator memiliki suatu perilaku khusus dalam menjalankan interaksi tersebut misalnya, pada elang akan terbang rendah saat akan mulai menerkam mangsa, pada harimau yang akan mengendap-ngendap di semak.
Begitu pula prey memiliki kelakuan untuk mempertahankan diri terhadap pemangsa dengan meningkatkan kewaspadaannya, misalnya pada burung yang akan memberi peringatan dengan mengeluarkan suara, atau dengan menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan dari luar (predator).
Kemungkinan prey dapat lolos dari predator merupakan teknik khusus yang nampaknya mempunyai konsekuensi ekologis. Teknik yang dipergunakan oleh prey untuk lari dari predator sangat tergantung pada jenis prilaku predator yang ada dalam interaksi itu.
Terdapat 4 metode pokok mengenai larinya prey :
1.      Lari berdasarkan jumlah atau waktu
Adaptasi yang dilakukan predator meliputi soal waktu yaitu peningkatan populasi predator seiring dengan peningkatan populasi prey. Populasi prey dapat melarikan diri dalam waktu, dengan cara bereproduksi cepat untuk mempertahankan populasi predator agar tidak menakan pertambahan prey tersebut. Prey berkembang biak lebih cepat dari predator khususnya pada saat musim pertumbuhan populasi keduanya terhambat.
2. Lari dalam Ruang
Pelarian prey dalam ruang menyangkut baik evolusi mekanisme dispersal jangka panjang, lebih efisien dari predator dan kemampuan jangka pendek untuk lari dan bersembunyi menurunkan resiko predasi untuk sekurang-kurangnya suatu bagian dari populasi prey. Pelarian dalam ruang dimungkinkan apabila bagian dari habitat tidak secara efektif dieksploitasi oleh populasi predator.
3. Lari oleh Ukuran
Terdapat hubungan antara ukuran predator dengan ukuran rata-rata dan ukuran ekstrim dari prey yang dimangsa. Batas ukuran untuk predasi berhubungan dengan imbang-imbangan antara peluang untuk menangkap, potensi untuk melukai atau mematikan dari predator dan waktu yang relatif panjang untuk menangani prey. Prey juga memiliki waktu untuk siap ditangkap.
4. Lari Dengan Mekanisme Pertahanan Lain
Mekanisme lari dalam hal ini diantaranya meliputi mimikri, kamuflase dan kolorasi disruptif, pertahanan kimiawi dan banyak mekanisme lainnya, seperti kecepatan yang memungkinkan individu prey menghindar dari predator (Arianto, 2007).

Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Meteran roll
Tali rafia
Tally counter
Patok kayu
Teropong

Cara Kerja
·         Pengamatan dilakukan di sekitar kampus Al-Jawami
·         Dilakukan oleh dua orang (perwakilan kelompok)
·         Satu orang memegang dua buah patok
·         Satu orang lagi memegang meteran dan Tally counter
·         Setelah menemukan burung dilakukan hal berikut:


Salah seorang menghitung burung yang akan diamati
â
Satu lagi memasang dua buah patok, lalu berjalan mendekati burung dengan memusatkan pandangan terhadap salah satu individu burung yang menjadi pusat kelompok burung
(jika berkelompok) yaitu burung yang terdekat dengan pengamat
â
Ditancapkan salah satu patok ketika burung yang menjadi pusat perhatian terbang untuk menghindari pengamat
â
Mengukur jarak antara patok pertama dan patok kedua, hasilnya dicatat.
Hasil                                              
Tabel 1. Burung Yang Berhasil Diamati
No
Jenis Burung
Jumlah
Jarak
Lokasi
1
Burung Gereja
7
6 m
Lapangan Al-Jawami
2
Burung Pipit
2
14,7 m
Sekitar kampus
3
Burung Pipit
3
4,35 m
Pemakaman
4
Burung Merpati
1
30 m
Perkebunan Al-Jawami

Pembahasan
Dalam praktikum respon burung terhadap predator, praktikan mengamati tingkah laku burung serta reaksi yang dilakukan ketika mereka merasa terancam. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan dari luar (predator).
Respon terhadap predator yang dapat diamati pada perilaku burung yaitu ketika burung pergi menjauh ketika praktikan mendekati pada jarak tertentu. Perilaku tersebut dapat dijadikan indikator dalam mengamati tingkat kewaspadaan pada burung dalam menghadapi pemangsanya. Respon burung terhadap predator pada burung adalah adanya ketika burung akan terbang menjauh apabila predator (dalam hal ini manusia) memasuki jarak yang menurut mereka membahayakan. Menurut teori yang ada, taktik ini merupakan taktik dasar yang umum digunakan oleh prey untuk menghindari predator.
Pengamatan dilakukan terhadap burung yang terdapat di sekitar wilayah kampus Al-Jawami. Burung ini dijadikan sebagai objek pengamatan anti predator dikarenakan mudah ditemukan berkelompok dan sudah beradaptasi dengan lingkungan dan keberadaan manusia sehingga praktikan dapat mengamati perilaku burung tersebut dengan jelas dalam jarak tertentu karena tingkat kewaspadaanya kurang. Dari data pengamatan diperoleh bahwa rata-rata jarak terbang 7 burung gerja adalah 6 meter, 2 burung pipit (kelompok 2) adalah 14,7 meter, 3 burung pipit (kelompok 3) adalah 4,35 meter, dan 1 burung merpati adalah 30 meter. Rata-rata jarak burung yang tidak berkelompok lebih besar dibandingkan dengan jarak minimum ketika burung berada di dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan ketika berada di dalam kelompok yaitu 7 burung gerja adalah 6 meter, individu akan merasa lebih aman sebab memiliki pertahanan kelompok. Dibandingkan dengan 1 burung merpati yang mempunyai jarak terbang 30 meter. Dalam hidup berkelompok, hewan dapat meningkatkan upaya untuk menghindari predator dengan membuat pertahanan kelompok yang lebih efektif dibandingkan dengan pertahanan individu tunggal. 
Prosedur kerja untuk mengetahui respon burung terhadap predator adalah sebagai berikut:  salah seorang menghitung burung yang akan diamati, satu lagi memasang dua buah patok, lalu berjalan mendekati burung dengan memusatkan pandangan terhadap salah satu individu burung yang menjadi pusat kelompok burung (jika berkelompok) yaitu burung yang terdekat dengan pengamat, ditancapkan salah satu patok ketika burung yang menjadi pusat perhatian terbang untuk menghindari pengamat, mengukur jarak antara patok pertama dan patok kedua, hasilnya dicatat.
Yang mendorong atau membuat seekor burung dapat terbang tinggi cukup banyak faktornya baik faktor eksternal maupun faktor internal, untuk faktor eksternal adalah termasuk dalam circle of concern (faktor yang tidak dapat dipengaruhi secara langsung, contohnya keadaan cuaca, faktor geografis,faktor angin,dsb) sedangkan untuk faktor internal termasuk ke dalam circle of influence (faktor yang dapat dipengaruhi secara langsung) akan tetapi kembali kita coba minimize faktor internal yang dominan pengaruhnya terhadap seekor merpati yaitu:
·         Kecerdasan burung (30%)
·         Karakter burung (40%)
·         Anatomi burung (30%) (Anonimus, 2009).

Untuk lebih lengkapnya silahkan download di LINK INI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll