MAKALAH MIKROBIOLOGI DASAR
PENYAKIT TETANUS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah Mikrobiologi Dasar dengan judul “Penyakit Yang
Disebabkan Oleh Mikroba” . Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi Dasar. Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalahini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................i
Daftar
Isi................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar
Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................2-9
2.1 Pengertian dan Penyebab Penyakit Tetanus..........................................2
2.2 Morfologi Penyakit
Tetanus.................................................................3-4
2.2.1
Etologi.............................................................................................3
2.2.2
Patofisiologi.................................................................................3.4
2.3 Gejala Penyakit
Tetanus......................................................................4-5
2.4 Diagnosa Penyakit Tetanus....................................................................6
2.5 Pencegahan Penyakit
Tetanus............................................................6-7
2.6 Pengobatan Penyakit
Tetanus.............................................................7-8
2.7 Prognosis Penyakit
Tetanus...................................................................9
BAB III
PENUTUP................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2
Saran....................................................................................................10
Daftar
Pustaka.......................................................................................................iii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang
yang dipengaruhinya. Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis.
Di daerah iklim tropis, kemungkinan terjadinya penyakit yang di sebabkan oleh
mikroba lebih besar daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin.
Upaya pemberantasan penyakit tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata.
Masyarakat juga harus ikut memberantas penyakit (yang di sebabkan oleh mikroba)
secara aktif. Dengan mengetahui mekanisme penyebaran penyakit dan upaya pencegahan, pengobatan serta rehabilitasinya,
diharapkan semoga Indonesia Sehat Tahun 2011 dapat terwujud salah satunya
adalah terbebas dari penyakit.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit tetanus
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit tetanus
2.
Untuk mengetahui penyebab penyakit tetanus
3.
Untuk mengetahui morfologi penyakit tetanus
4.
Untuk mengetahui gejala dari penyakit tetanus
5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit tetanus
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit tetanus
7. Untuk mengetahui prognosis penyakit tetanus
5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit tetanus
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit tetanus
7. Untuk mengetahui prognosis penyakit tetanus
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Penyebab Penyakit Tetanus
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw,
merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium
tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato
merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa
toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik. Kata tetanus diambil
dari bahasa
Yunani
yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia
menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung
(opistotonus), spasme glotal, kejang, dan
paralisis pernapasan.
Penyakit ini tidak dapat menyebar dari 1
orang kepada orang lain, tetapi terdapat dalam tanah, di dalam usus dan kotoran
hewan peliharaan, pertanian serta kotoran manusia. Ini adalah penyakit
berbahaya karena menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang dapat
menyebabkan kematian. Penyakit dapat ditimbulkan dari infeksi melalui berbagai
cara, yaitu: luka tusuk, patah tulang terbuka, luka bakar, pembedahan,
penyuntikan, gigitan binatang, aborsi, melahirkan atau luka pemotongan
umbilicus. Penyakit ini dapat dengan mudah dicegah melalui vaksinasi.
2.2 Morfologi Penyakit Tetanus
2.2.1 Etologi
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk
batang, ramping, berukuran 2-5 x 0,4-0,5 milimikro yang berbentuk spora selama
diluar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam
kondisi baik.Termasuk golongan gram positif dan hidupnya anaerob. Kuman
mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanuspasmin)
mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini
labil pada pemanasan, pada suhu 65 C akan hancur dalam lima menit. Disamping
itu dikenal pula tetanolysin yang hemolisis, yang peranannya kurang berarti
dalam proses penyakit.
2.1.2
Patofisiologi
Penyakit tetanus terjadi karena adanya
luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka
tembak, luka baker, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui tali pusat.
Organisme multiple membentuk dua toksin yaitu tetanuspasmin yang merupakan
toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme
otot, dan mempengaruhi sistem saraf pusat.
Eksotoksin yang dihasilkan akan mencapai pada sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler. Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh aritititoksin.
Hipotesa cara absorbsi dan bekerjanya
toksin adalah pertama toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui
aksis silindrik dibawah ke korno anterior susunan saraf pusat. Kedua, toksin
diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri kemudian
masuk kedalam susunan saraf pusat.
Toksin
bereaksi pada myoneural junction yang menghasilkan otot-otot manjadi kejang
mudah sekali terangsang. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan rata-rata 10
hari.
2.3 Gejala Penyakit Tetanus
Masa tunas biasanya 5 – 14 hari, tetapi
kadang-kadang sampai beberapa minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi
modifikasi penyakit oleh antiserum. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak
dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher.
Dalam waktu 48 jam penyakit ini
menjadi nyata dengan :
1.Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris.
2. Kaku kuduk sampai epistotonus (karena ketegangan otot-otot erector trunki)
3.Ketegangan otot dinding perut (harus dibedakan dengan abdomen akut)
4.Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior.
5.Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas),sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
6.Kesukaran menelan,gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan sering marupakan gejala dini.
7.Spasme yang khas , yaitu badan kaku dengan epistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spasme mula-mula intermitten diselingi periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. Kadang-kadang terjadi perdarahan intramusculus karena kontraksi yang kuat.
8.Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urine dapat terjadi karena spasme otot urethral. Fraktur kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat.
9.Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
1.Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris.
2. Kaku kuduk sampai epistotonus (karena ketegangan otot-otot erector trunki)
3.Ketegangan otot dinding perut (harus dibedakan dengan abdomen akut)
4.Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior.
5.Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas),sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
6.Kesukaran menelan,gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan sering marupakan gejala dini.
7.Spasme yang khas , yaitu badan kaku dengan epistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spasme mula-mula intermitten diselingi periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. Kadang-kadang terjadi perdarahan intramusculus karena kontraksi yang kuat.
8.Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urine dapat terjadi karena spasme otot urethral. Fraktur kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat.
9.Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
10.Biasanya terdapat leukositosis
ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan cairan otak.
Ada 3 bentuk klinik dari tetanus,
yaitu:
1.Tetanus local : otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luak. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menhilang tanpa sekuele.
1.Tetanus local : otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luak. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menhilang tanpa sekuele.
2.Tetanus general merupakan bentuk
paling sering, timbul mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah
tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi awal. Dalam waktu singkat
konstruksi otot somatik — meluas.
Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya spasme berlangsuang beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi.
Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya spasme berlangsuang beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi.
3.Tetanus segal : varian tetanus local
yang jarang terjadi masa inkubasi 1-2 hari terjadi sesudah otitis media atau
luka kepala dan muka.
Paling menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX dan XI tersering adalah saraf otak VII diikuti tetanus umum.
Paling menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX dan XI tersering adalah saraf otak VII diikuti tetanus umum.
Menurut berat gejala dapat dibedakan 3
stadium :
1.Trismus (3 cm) tanpa kejang-lorik umum meskipun dirangsang.
2.Trismur (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
3.Trismur (1 cm) dengan kejang torik umum spontan.
1.Trismus (3 cm) tanpa kejang-lorik umum meskipun dirangsang.
2.Trismur (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
3.Trismur (1 cm) dengan kejang torik umum spontan.
2.4 Diagnosa Penyakit Tetanus
Biasanya
tidak sukar. Anamnesis terdapat luka dan ketegangan otot yang khas terutama
pada rahang sangat membantu. Spasme yang disebabkan oleh striknin jarang
menyebabkan spasme otot rahang tetapi didiagnosis dengan pemeriksaan darah
(kalsium dan fospat). Kejang pada meningitis dapat dibedakan dengan kelainan
cairan serebropinalis. Pada rabies terdapat anamnesis gigitan anjing dan kucing
disertai gejala spasme laring dan faring yang terus menerus dengan pleiositosis
tetapi tanpa trismus.
Trismus dapat pula terjadi pada argina yang
berat, abses retrofaringeal, abses gigi yang hebat, pembesaran getah bening
leher. Kuduk baku juga dapat terjadi pada meningitis (pada tetanus kesadaran
tidak menurun), mastoiditis, preumonia lobaris atas, miositis leher,
spondilitis leher. Pemeriksaan fisik : adanya luka dan ketegangan otot yang
khas terutama pada rahang. Pemeriksaan darah : leukosit 8.000-12.000 ca.
2.5
Pencegahan Penyakit Tetanus
1. Imunisasi aktif untuk vaksin tetanus memainkan peran
penting dalam pengobatan tetanus sekaligus juga mencegah penyakit. Tindakan pencegahan untuk
melindungi kulit yang ditembus oleh bakteri tetanus. Imunisasi aktif toksoid
tetanus, yang diberikan sebagai dapat paad usia 3,4 dan 5 bulan. Booster
diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun. Pada anak-anak, vaksin
tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).[10] Bagi yang sudah dewasa sebaiknya
menerima booster.
2.Bila mendapat luka :
~ Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci dengan H2O2.
~ Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.
~ Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.
~ Bila luka berta berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari).
~ Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci dengan H2O2.
~ Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.
~ Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.
~ Bila luka berta berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari).
~Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir,
tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
~Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir,
segera diberikan vaksinasi
~Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap,
diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3
bulanan.
~Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan
secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
2.6 Pengobatan Penyakit
Tetanus
a.Secara Umum
~Merawat dan memebersihkan luka sebaik-baiknya.
~Merawat dan memebersihkan luka sebaik-baiknya.
~Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam
ruangan yang tenang.
~ Diet TKTP pemberian tergantung kemampuan menelan bila trismus makanan diberi pada sonde parenteral.
~ Diet TKTP pemberian tergantung kemampuan menelan bila trismus makanan diberi pada sonde parenteral.
~Makanan
diberikan melalui infus atau selang nasogastrik.
~ Isolasi pada ruang yang tenang bebas dari rangsangan luar.
~ Dukungan ventilator dan Oksigen pernafasan butan dan trakeotomi bila perlu, untuk membantu pernapasan dalam hal kejang pita suara atau otot pernafasan pada pengobatan tetanus ini.
~ Isolasi pada ruang yang tenang bebas dari rangsangan luar.
~ Dukungan ventilator dan Oksigen pernafasan butan dan trakeotomi bila perlu, untuk membantu pernapasan dalam hal kejang pita suara atau otot pernafasan pada pengobatan tetanus ini.
~Untuk membuang kotoran, dipasang kateter.
~Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke
kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.
~ Mengatur cairan dan elektrolit.
b.Obat-obatan
1.Antitoksin
Antitoksin 20.000 iu/1.m/5 hari. Pemberian baru dilaksanakan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas.
1.Antitoksin
Antitoksin 20.000 iu/1.m/5 hari. Pemberian baru dilaksanakan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas.
2.Anti kejang/Antikonvulsan
~ Fenobarbital (luminal) 3 x 100 mg/1.M. untuk anak diberikan mula-mula 60-100 mg/1.M lalu dilanjutkan 6 x 30 mg hari (max. 200 mg/hari).
~ Klorpromasin 3 x 25 mg/1.M/hari untuk anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg BB.
~ Obat penenang diberikan pada mereka yang telah terinfeksi seperti Diazepam 0,5-1,0 mg/kg BB/1.M/4 jam untuk mengontrol kejang otot, dll.
4.Antibiotik
~Penizilin prokain 1, juta 1.u/hari atau tetrasiflin 1 gr/hari/1.V
~Dapat memusnakan oleh tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologiknya.
~Penizilin prokain 1, juta 1.u/hari atau tetrasiflin 1 gr/hari/1.V
~Dapat memusnakan oleh tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologiknya.
~Metrodinazol untuk membunuh bakteri.
sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak
memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.
2.7 Prognosis Penyakit Tetanus
Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian
biasanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.
Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda maka prognosisnya akan menjadi buruk.
Dipengaruhi oleh beberapa factor dan akan
buruk pada masa tunas yang pendek (kurang dari 7 hari), usia yang sangat mudah
(neunatus) dan usia lanjut, bila disertai frekuensi kejang yang tinggi,
kenaikan suhu tubuh yang tinggi, pengobatan yang terlambat, period of onsed
yang pendek (jarak antara trismus dan timbulnya kejang) dan adanya kompikasi
terutama spame otot pernafasan dan obstruksi saluran pernafasan. Mortalitas di
Amerika Serikat dilaporkan 62 % (masih tinggi).
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan beberapa hal
diantaranya yaitu :
·
Tetanus merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani .
·
Penyakit ini tidak menular dari satu
orang kepada orang lain , tetapi terdapat dalam tanah , di dalam usus , dan
kotoran hewan .
·
Penyakit ini dapat dengan mudah di cegah
oleh vaksinasi .
3.2 Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus
tetanus karena penyakit ini dapat menyebabkan kamatian jika tidak ditangani
dengan segera . Dan diharapkan negara Indonesi mejadi negara yang sehat .
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Mawar.”Penyakit yang Disebabkan Oleh Bakteri”.http://mawarmawar.
wordpress.com/2009/02/27/penyakit-yang-disebabkan-olehbakteri/(5/10/2011)
Anonimus.”Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh Bakter”.http://id.shvoong.
com/medicine-and-health/medicine-history/2073419-beberapa-penyakit-yang-disebabkan-oleh/#ixzz1Yi4ZkQYH(5/10/2011)
Anonimus.”Tetanus”.http://id.wikipedia.org/wiki/Tetanus(5/10/2011)
Jallo, Harmawati Andi.”Tetanus” http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ tetanus/(5/10/2011)
Anonimus.”Pengobatan Tetanus dan Pencegahannya”.http://turunberatbadan.
com/1842/pengobatan-tetanus-serta-pencegahannya/(5/10/2011)
Anonimus.”Mengenal Gejala Tetanus”.http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1895039-mengenal-gejala-tetanus/(5/10/2011)
Download filenya disini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar