Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 31 Oktober 2013

LAPORAN KULIAH LAPANGAN DI PASIR BANTENG TANJUNGSARI JENIS-JENIS TANAMAN JERUK

LAPORAN KULIAH LAPANGAN DI PASIR BANTENG TANJUNGSARI
JENIS-JENIS TANAMAN JERUK

I.     Teori dasar
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tumbuhan. Bagia batang tempat duduknya atau meletaknya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun merupakan sudut  antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau menyebabkan umbuhan atau daerah –daerah yang ditempati mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh meninggalkan bekas pada batang (Gembong, 2009).
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh dari tumbuhan. Adapun fungsi dari batang diantaranya yaitu membentuk daun, mengantarnya kearah matahari, mengangkut air dan garam-garam yang terlarut menuju ke daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun dan juga merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan. Sebagai bagian dari tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk mendukung bagian-bagian tumbuhan yang terdapat di atas tanah yaitu daun-daun dan buah dengan percabangannya yang memperluas bidang asimilasi serta menempatkan bagian-bagian tumbuhan pada posisi yang paling menguntungka.
Morfologi dari batang tumbuhan dikotil gymnospermae, memperlihatkan susunan batang dari luar yang terdiri dari epidermis, kortekx, dan silinder pusat. Ikatan pembuluh pada tumbuhan dikotil tersusun secara melingkar atau teratus, sedangkan pada tumbuhan monokotil, ikatan pembuluhnya tersebar, sehingga jaringan dasarnya tidak dibedakan ke dalam korteks dan empulur (http://www.docstoc.com/docs/76914924/laporan-morfologi-batang).

II.   Tujuan
Untuk mengetahui sifat ciri morfologi tanaman serta perbedaan satu sama lain

Untuk lebih lengkapnya klik LINK INI!

LAPORAN KULIAH LAPANGAN DI PANTAI CIPATUJAH

Untuk mendapatkan LAPORAN KULIAH LAPANGAN DI PANTAI CIPATUJAH dapat di download di LINK INI.

LAPORAN PRAKTIKUM CRYPTOGAMAE JAMUR / FUNGI MAKROSKOPIK

JAMUR / FUNGI MAKROSKOPIK


Tujuan :
Mengenal jenis-jenis struktur jamur makroskopis

Dasar Teori :
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit (Anonimus, 2011).
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes (Anonimus, 2011).
Jamur merupakan organisme eukariotik dan tidak berklorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Oleh karena sifat-sifat tersebut, jamur tidak dapat dikelompokan kedalam kingdom hewan maupun kingdom tumbuhan. Jamur dikelompokan dalam kingdom tersendiri, yaitu kingdom fungi (Istamar Syamsuri .Dkk, 2006). Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel : sel eukariotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur ada yang dengan cara vegetatif ada pula yang generatif (Anonimus, 2011).
Bentuk tubuh jamur bervariasi, dari yang berbentuk oval pada jamur uniseluler sampai yang berbentuk benang atau membentuk tubuh buah pada jamur multiseluler. Jamur yang berupa benang membentuk lapisan seperti kapas, bercak, atau embun tepung (mildew) pada permukaan substrat tempat hidupnya, misalnya pada buah dan makanan. Tubuh buah jamur memiliki bentuk yang beragam antara lain seperti mangkuk, paying, setengah lingkarang, kuping, atau bulat. Tubuh buah ada yang muncul di atas tanah dan ada yang berada di dalam tanah. Tubuh buah jamur tersebut berukuran makroskopik (Andi Muhammad Faris Katilli, 2009).  

Alat dan Bahan :
Alat
Bahan
Mikroskop bedah
Pleurotus astreatus (Jamur Tiram)
Petri disk
Auricularia auricular (Jamur Kuping)
Disecting kit
Volvariella volvacea (Jamur Merang)
Alat tulis



Prosedur Kerja :
Tuliskan nama jamur dan sebutkan klasifikasinya
â
Gambar dan beri keterangan masing-masing bahan
â
Buatlah tabulasi data dan diskusikan tempat hidup, jenis jamur, bangsa (ordo), marga / jenis

Untuk lebih lengkapnya klik LINK INI!

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN FREKUENSI JENIS TUMBUHAN, KERAPATAN DAN KERIMBUNAN

FREKUENSI JENIS TUMBUHAN, KERAPATAN
DAN KERIMBUNAN

ABSTRAK
Dalam praktikum ini telah dilakukan pemetaan sederhana yang berlokasi di areal terbuka Al-Jawami pada tanggal 21 Maret 2012. Hal yang menjadi objek pengamatan adalah frekuensi, kerapatan dan kerimbunan tumbuhan. Frekuensi menunjukkan persebaran suatu jenis pada suatu petak cuplikan. Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Nilai frekuensi tertinggi terdapat pada spesies 2 dan 3 yaitu berupa tanaman rumput. Tumbuhan yang memiliki kerapatan paling tinggi adalah tumbuhan spesies 2, dan kerapatan yang paling rendah adalah tumbuhan spesies 19. Karena spesies 2 ada pada semua plot (1-5), dan spesies 19 hanya ada di plot 5. Hal itu menunjukan bahwa spesies 2 mendominasi suatu populasi yang ada di dalam area tersebut. Tumbuhan yang memiliki kerimbunan tertinggi adalah spesies 2. Semakin tinggi nilai frekuensi dan kerapatan, maka semakin baik pula ekosistem yang ada pada area tersebut.


Keyword: frekuensi, kerapatan, kerimbunan, ekosistem

Untuk lebih lengkapnya klik LINK INI!

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN PEMETAAN SEDERHANA

PEMETAAN SEDERHANA

Tujuan
Membantu praktikan (peneliti) menggambarkan daerah/lokasi penelitian secara sederhana meliputi gambaran lokasi pengambilan sampel, penggunaan ruang objek dan memetakan vegetasi yang penting bagi habitat objek.

Dasar Teori
Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi. Peta yang umumnya digunakan adalah peta topografi. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan keadaan topografi permukaan bumi, baik mengenai unsur alami maupun unsur buatan manusia. Penyajian data tersebut sangat tergantung pada skala peta, semakin besar skala peta tersebut akan semakin rinci data yang dapat di sajikan, dan sebaliknya semakin kecil skala peta yang dibuat maka semakin kurang rinci pula data yang disajikannya (Prihandito, 1989).
Pemetaan adalah proses kegiatan pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu untuk menghasilkan sebuah peta. Pada dasarnya metode pemetaan dapat dikategorikan atas 3 metode: Pemetaan Terestris, Pemetaan Fotogrametris, Pemetaan Inderaja (Abidin, 2007). Kompas merupakan salah satu divais yang penting dalam navigasi untuk menentukan arah berdasarkan posisi kutub bumi. Kompas adalah alat penunjuk arah di lapangan. Orientasinya mengikuti utara magnet bumi atau selatan magnet bumi. Kompas digunakan sebagai alat pengukur sudut dilapangan dengan mengacu kepada salah satu kutub magnet bumi (Sukwardjono, 1997).

Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Kompas
Patok
Kertas Grafik/milimeter blok
Mistar segitiga
Busur derajat
Alat tulis
Meteran

Prosedur Kerja

Lokasi yang akan dipetakan ditentukan
â
Ditentukan dua titik konstan (P dan Q) sehingga lokasi yang akan dipetakan terlihat sangat jelas
â
Kedua titik tersebut dihubungkan
â
Titik-titik pada batas luar dari daerah yang akan dipetakan (A, B dan seterusnya)
â
Derajat/kedudukan titik itu ditentukan terhadap kedua titik konstan tersebut dengan menggunakan kompas
â
Diukur jarak P ke A, B dan seterusnya
â
Derajat tersebut dicatat
â
Lokasi tersebut digambarkan dengan data yang telah didapat pada kertas grafik dengan skala 1:200

Hasil
Titik
Derajat
Jarak (meter)
Skala 1:200 (cm)
A
35
13
6,5
B
75
16,30
8,1
C
150
11,20
5,6
D
260
16,40
8,2
E
290
15,10
7,6

Pada gambar grafik dengan skala 1:200 diperoleh luas sebanyak 100 petak.
100 petak = 100 cm2 x 200

                 = 20000 cm2 = 200 m2

Untuk lebih lengkapnya klik LINK INI!

LAPORAN PRAKTIKUM CRYPTOGAMAE MENGHITUNG JUMLAH SEL MIKROALGA JENIS Scenedesmus sp

LAPORAN PRAKTIKUM CRYPTOGAMAE
MENGHITUNG JUMLAH SEL MIKROALGA JENIS  Scenedesmus sp

Tujuan  :
·         Mengetahui pengaruh media terhadap jumlah sel  Scenedesmus sp
·         Mengetahui struktur tubuh (bentuk) Scenedesmus sp
·         Mahasiswa memiliki keterampilan menghitung jumlah sel mikroalga

Dasar Teori :
Scenedesmus merupakan mikroalga yang bersifat kosmopolit. Sebagian besar Scenedesmus dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan payau. Scenedesmus juga ditemukan di tanah atau tempat yang lembab. Sel Scenedesmus berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni Scenedesmus terdiri dari 2, 4, 8, atau 16 sel tersusun secara lateral. Ukuran sel bervariasi, panjang sekitar 8-20 µm dan lebar sekitar 3-9 µm. Struktur sel Scenedesmus sederhana(Maulidin Darwis, 2011).
Sel Scenedesmus diselubungi oleh dinding yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa, lapisan tengah merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti membran, dan lapisan luar, yang menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles (Maulidin Darwis, 2011).Algae dari jenis Scenedesmus sp dapat digunakan sebagai membersihkan air limbah dari zat-zat yang umum terkandung di dalamnya seperti amonia, nitrat, dan fosfat (Liveonearth, 2011).
Media kultur merupakan salah satu faktor yang penting untuk pemanfaatan mikroalga. Media kultur mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroalga. Komposisi nutrien yang lengkap dan konsentrasi nutrien yang tepat menentukan produksi biomassa dan kandungan gizi mikroalga. Media yang umum digunakan untuk kultur mikroalga adalah media sintetik dan alami (Nining Betawati Prihantini. Dkk, 2007).
Media sintetik terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang komposisi dan jumlahnya telah ditentukan. Medium Basal Bold (MBB) merupakan media sintetik yang umum digunakan dalam kultur mikroalga Chlorophyta. Sedangkan media alami dibuat dari bahan-bahan alami, seperti air kelapa. Media alami juga dapat diperoleh dari limbah pembuatan produk tertentu, seperti limbah pengolahan produk kacang kedelai, limbah minuman teh, limbah cair tahu dan tapioka (Nining Betawati Prihantini. Dkk, 2007).
Alat dan Bahan :
Alat
Bahan
Botol kultur
Isolat  Scenedesmus sp
Rak kultur
Selang
Aerator
Lampu TL 40watt
Media Basal Bold (Mbb)
Haemocytometer
Lux meter
Pipet tetes


Cara Kerja :
Buatlah media basal botol sesuai dengan panduan Bischoft 1963
â
Pasang selang kultur pada aerator kemudian masukan pada botol kultur
â
Aturlah pencahayaan lampu TL maksimal 5000 lux
â
Inokulasikan 10% Scenedesmus sp pada media
â
Kultul isolat Scenedesmus sp tersebut selama 1 minggu
â
Hitung pertambahan jumlah sel perhari mengggunakan haemacytometer dibawah mikroskop

Pengamatan :
Hari dan Tanggal
Aerator
Nonaerator
Rabu, 12 Oktober 2011
5,6 x 104
3,3 x 104
Kamis, 13 Oktober 2011
18,4 x 104
12,3 x 104
Jumat, 14 Oktober 2011
20,2 x 104
13,0 x 104
Sabtu, 15 Oktober 2011
23,5 x 104
14,5 x 104
Minggu, 16 Oktober 2011
26,7 x 104
15,6 x 104
Senin, 17 Oktober 2011
30,9 x 104
17,8 x 104
Selasa, 18 Oktober 2011
34,5 x 104
19,8 x 104

Untuk lebih lengkapnya klik LINK INI
 

Blogger news

Blogroll